Senin, 26 Januari 2009

Kesuksesan Anda Hanya Sejauh Sikap

Oleh : Winny Purnadjaja ( WB Single - Semarang )

Banyak orang bertanya-tanya, apakah kunci keberhasilan dalam hidup ini. Apakah pendidikan? Harta warisan? Latar belakang? Bagaimana dengan apa yang dikatakan orang mengenai diri Anda?

Anda dapat menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mendasar di atas dengan mengerti kebenaran firman Tuhan. Apabila Anda menerima firman-Nya sebagai suatu kebenaran hidup yang mutlak, Anda akan menemukan bahwa keberhasilan Anda hanya ditentukan oleh satu faktor saja yaitu sikap.

Sikap Anda menentukan apakah Anda keluar sebagai pemenang atau pecundang. Sikap yang benar akan membawa Anda pada hasil yang memuaskan. Sikap yang salah akan membawa Anda pada kegagalan.

John Maxwell, salah satu pembicara terkemuka mengenai kepemimpinan mengatakan, "Your attitude is more important than your facts". Sikap Anda lebih penting daripada fakta keadaan Anda saat ini. Sikap Anda lebih penting daripada masa lampau Anda. Sikap Anda juga lebih penting daripada uang, atau pendidikan, atau apa kata orang mengenai Anda. Bahkan sikap Anda lebih penting daripada perbuatan Anda sekarang atau kegagalan Anda. Sikap Anda dapat mengubah fakta kehidupan Anda sekarang.

Sikap yang benar adalah kemampuan Anda untuk memberikan respon yang benar dalam situasi apapun, baik itu situasi bagus maupun buruk. Bukan hanya memberi respon baik pada waktu suasana baik.

Dalam 2 Raja-Raja 5 kita melihat bahwa kemenangan seseorang atas tantangan yang dia hadapi tidak tergantung pada harta dan jabatan.

2 Raja-Raja 5:1-3
Naaman, panglima raja Aram, adalah seorang terpandang di hadapan tuannya dan sangat disayangi, sebab oleh dia TUHAN telah memberikan kemenangan kepada orang Aram . Tetapi orang itu, seorang pahlawan tentara, sakit kusta. Orang Aram pernah keluar bergerombolan dan membawa tertawan seorang anak perempuan dari negeri Israel . Ia menjadi pelayan pada isteri Naaman. Berkatalah gadis itu kepada nyonyanya: "Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya."

Naaman adalah jenderal perang, tangan kanan dan orang kepercayaannya raja Aram . Kekayaan dan jabatannya hanya tertandingi oleh raja Aram . Pada saat itu, tantangan yang dia hadapi adalah bagaimana sembuh dari penyakit kustanya.

Singkat cerita sampailah Naaman di depan pintu rumah Elisa, sang nabi yang beliau dengar bisa menyembuhkan penyakitnya. Namun Naaman tersinggung dengan cara Elisa menyampaikan solusinya.

2 Raja-Raja 5:10
Elisa menyuruh seorang suruhan kepadanya mengatakan: "Pergilah mandi tujuh kali dalam sungai Yordan, maka tubuhmu akan pulih kembali, sehingga engkau menjadi tahir."

Sikap sombong Naaman terungkap sewaktu dia tidak mendapatkan kehormatan sebagaimana layaknya seorang jenderal. Dia tidak dapat mengontrol emosinya untuk beberapa saat. Ini terlihat dari responnya.

2 Raja-Raja 5:11-12
Tetapi pergilah Naaman dengan gusar sambil berkata: "Aku sangka bahwa setidak-tidaknya ia datang ke luar dan berdiri memanggil nama TUHAN, Allahnya, lalu menggerak-gerakkan tangannya di atas tempat penyakit itu dan dengan demikian menyembuhkan penyakit kustaku! Bukankah Abana dan Parpar, sungai-sungai Damsyik, lebih baik dari segala sungai di Israel ? Bukankah aku dapat mandi di sana dan menjadi tahir."

Pegawai-pegawainya membujuk dia. Untung Naaman melakukan apa yang dikatakan nabi Elisa. Kalau waktu itu jenderal Naaman bertahan dengan sikap buruknya, beliau pasti tidak akan sembuh dari penyakit kusta. Hampir saja Naaman kehilangan mujizat karena sikap buruknya.

2 Raja-Raja 5:11-12
Tetapi pergilah Naaman dengan gusar sambil berkata: "Aku sangka bahwa setidak-tidaknya ia datang ke luar dan berdiri memanggil nama TUHAN, Allahnya, lalu menggerak-gerakkan tangannya di atas tempat penyakit itu dan dengan demikian menyembuhkan penyakit kustaku! Bukankah Abana dan Parpar, sungai-sungai Damsyik, lebih baik dari segala sungai di Israel ? Bukankah aku dapat mandi di sana dan menjadi tahir."

Pegawai-pegawainya membujuk dia. Untung Naaman melakukan apa yang dikatakan nabi Elisa. Kalau waktu itu jenderal Naaman bertahan dengan sikap buruknya, beliau pasti tidak akan sembuh dari penyakit kusta. Hampir saja Naaman kehilangan mujizat karena sikap buruknya.

1 komentar:

Indri mengatakan...

Betul... untuk mengambil sikap yang benar diperlukan suatu keberanian dan kerendahan hati , tidak mudah memang terutama apabila kita sudah di suatu posisi tertentu.. Selamat mempraktekkan . Gbu ! ^.^